Sebagaipemimpin pemerintahan, Sunan Giri juga disebut sebagai Prabu Satmata. Giri Kedaton tumbuh menjadi pusat politik yang penting di Jawa, waktu itu. Ketika Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit, Sunan Giri malah bertindak sebagai penasihat dan panglima militer Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat dalam Babad Demak.
SunanGiri juga mengirim juru dakwah terdidik ke berbagai daerah di luar Pulau Jawa yaitu Madura, Bawean, Kangean, Ternate dan Tidore. Kegiatan-kegiatan ini menjadikan pesantren yang dipimpinnya menjadi terkenal diseluruh nusantara. Sungguh amat besar jasa Sunan Giri semasa hidupnya, karena beliaulah yang mengirimkan utusan ke luar Pulau Jawa.
SilsilahSunan Kali Jaga dinasobkan ke Nabi Muhammad: 1. Nabi Muhammad Rasulullah berputri, 2. [Dimasa ini Tuban di bawah kekuasaan Majapahit], 9. Bupati Tuban ke-3 Haryo Siro Lawe, 10. Silsilah Sunan Giri: 1. Nabi Muhammad SAW, 2. Fatimah Az-Zahra, 3. Al-Husain putera Ali bin Abu Tholib dan Fatimah Az-Zahra binti Muhammad, 4. Al-Imam
Artinyajika diruntut dari Nabi Muhammad SAW ke bawah, Sunan Giri generasi ke-15 dari Rasulullah sang Nabi dan rasul terakhir ini. Sedangkan dengan Sunan Ampel, silsilah Sunan Giri bertemu pada Syeikh Jamaluddin Jumadil Kubra. Dimana Syeikh Jamaluddin Jumadil Kubra mempunyai tiga orang putra dimana pertama adalah Maulana Ibrahim Asmara
SunanGresik dianggap termasuk salah seorang yang pertama menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, dan merupakan wali senior di kalangan para Walisongo lainnya. Sebagian versi babad menyatakan bahwa kedatangannya didampingi sebagian orang. Daerah yang ditujunya pertama kali ialah desa Sembalo, sekarang adalah daerah Leran, Kecamatan Manyar, yaitu
fVCT4. Sunan Giri merupakan buah pernikahan dari Maulana Ishaq, seorang mubaligh Islam dari Asia Tengah, dengan Dewi Sekardadu, putri Prabu Menak Sembuyu penguasa wilayah Blambangan pada masa-masa akhir Majapahit. Namun kelahirannya dianggap telah membawa kutukan berupa wabah penyakit di wilayah tersebut. Maka ia dipaksa ayahandanya Prabu Menak Sembuyu untuk membuang anak yang baru dilahirkannya itu. Lalu, Dewi Sekardadu dengan rela menghanyutkan anaknya itu ke laut/selat bali sekarang ini. Versi lain menyatakan bahwa pernikahan Maulana Ishaq-Dewi Sekardadu tidak mendapat respon baik dari dua patih yang sejatinya ingin menyunting dewi sekardadu putri tunggal Menak sembuyu sehingga kalau jadi suaminya, merekalah pewaris tahta kerajaan. Ketika Sunan Giri lahir, untuk mewujudkan ambisinya, kedua patih membuang bayi sunan giri ke laut yang dimasukkan ke dalam peti. Kemudian, bayi tersebut ditemukan oleh sekelompok awak kapal pelaut - yakni sabar dan sobir - dan dibawa ke Gresik. Di Gresik, dia diadopsi oleh seorang saudagar perempuan pemilik kapal, Nyai Gede Pinatih. Karena ditemukan di laut, dia menamakan bayi tersebut Joko Samudro. Ketika sudah cukup dewasa, Joko Samudro dibawa ibunya ke Ampeldenta kini di Surabaya untuk belajar agama kepada Sunan Ampel. Tak berapa lama setelah mengajarnya, Sunan Ampel mengetahui identitas sebenarnya dari murid kesayangannya itu. Kemudian, Sunan Ampel mengirimnya beserta Makdhum Ibrahim Sunan Bonang, untuk mendalami ajaran Islam di Pasai. Mereka diterima oleh Maulana Ishaq yang tak lain adalah ayah Joko Samudro. Di sinilah, Joko Samudro yang ternyata bernama Raden Paku mengetahui asal-muasal dan alasan mengapa dia dulu dibuang. SILSILAH SUNAN GIRI Beberapa babad menceritakan pendapat yang berbeda mengenai silsilah Sunan Giri. Sebagian babad berpendapat bahwa ia adalah anak Maulana Ishaq, seorang mubaligh yang datang dari Asia Tengah. Maulana Ishaq diceritakan menikah dengan Dewi Sekardadu, yaitu putri dari Menak Sembuyu penguasa wilayah Blambangan pada masa-masa akhir kekuasaan Majapahit. Pendapat lainnya yang menyatakan bahwa Sunan Giri juga merupakan keturunan Rasulullah SAW, yaitu melalui jalur keturunan Husain bin Ali, Ali Zainal Abidin, Muhammad al-Baqir, Ja'far ash-Shadiq, Ali al-Uraidhi, Muhammad an-Naqib, Isa ar-Rumi, Ahmad al-Muhajir, Ubaidullah, Alwi Awwal, Muhammad Sahibus Saumiah, Alwi ats-Tsani, Ali Khali' Qasam, Muhammad Shahib Mirbath, Alwi Ammi al-Faqih, Abdul Malik Ahmad Khan, Abdullah al-Azhamat Khan, Ahmad Syah Jalal Jalaluddin Khan, Jamaluddin Akbar al-Husaini Maulana Akbar, Ibrahim Zainuddin Al-Akbar As-Samarqandy Ibrahim Asmoro, Maulana Ishaq, Ainul Yaqin Sunan Giri. Umumnya pendapat tersebut adalah berdasarkan riwayat pesantren-pesantren Jawa Timur, dan catatan nasab Sa'adah BaAlawi Hadramaut. Dalam Hikayat Banjar, Pangeran Giri alias Sunan Giri merupakan cucu Putri Pasai Jeumpa? dan Dipati Hangrok alias Brawijaya VI. Perkawinan Putri Pasai dengan Dipati Hangrok melahirkan seorang putera. Putera ini yang tidak disebutkan namanya menikah dengan puteri Raja Bali, kemudian melahirkan Pangeran Giri. Putri Pasai adalah puteri Sultan Pasai yang diambil isteri oleh Raja Majapahit yang bernama Dipati Hangrok alias Brawijaya VI. Mangkubumi Majapahit masa itu adalah Patih Maudara. KETURUNAN SUNAN GIRI DAR BEBERAPA ISTRINYA Sunan Giri disebutkan memiliki dua orang istri, yaitu Dewi Murtasiah binti Sunan Ampel dan Dewi Wardah binti Ki Ageng Bungkul. Melalui istrinya Dewi Murtasiyah, Sunan Giri memiliki delapan anak, yaitu 1. Ratu Gede Kukusan 2. Sunan Dalem. 3. Sunan Tegalwangi. 4. Nyai Ageng Seluluhur 5. Sunan Kidul 6. Ratu Gede Saworasa 7. Sunan Kulon Panembahan Kulon 8. Sunan Waruju Sementara dari Dewi Wardah, beliau memiliki dua anak bernama 1. Pangeran Pasirbata 2. Siti Rohbayat. Menurut Serat Centini, Sunan Giri digantikan oleh putranya yang bernama Sunan Dalem Maulana Zainal Abidin, yang memiliki 10 orang anak, yaitu 1. Sunan Sedamargi 2. Sunan Prapen Adi 3. Nyai Ageng Kurugangurun 4. Nyai Ageng Kulakan 5. Pangeran Lor 6. Pangeran Dheket 7. Pangeran Bongkok 8. Nyai Ageng Waru 9. Pangeran Bulu 10. Pangeran Sedalaut. Itulah Silsilah Sunan Giri dan Keturunannya dari beberapa istrinya. Wallohua'lam Bisshowab
Ketika Maulana Ishak pergi ke Pasai dan tidak kembali lagi ke tanah jawa, Jaka Samudra diangkat oleh Nyai Gede Maloka seorang janda kaya raya. Menjelang dewasa, Jaka Samudra pergi berguru kepada Sunan Ampel. Disanalah Jaka Samudra bersabahat dengan Maulana Makdum Ibrahim purta dari anak Sunan Ampel gelarnya “Sunan Bonang”. Dan Jaka Samudra di beri gelar oleh Sunan Ampel dengan gelar “Raden Paku”. Mereka berdua diperintahkan untuk pergi ketanah suci dan di perjalanan diperintahkan untuk bersinggah di terlebih dahulu di Pasai Aceh. Rden Paku dan Maulana Makdum menuntut ilmu kepada ulama disana, disana Raden Paku diberi gelar olrh gurunya diberi nama “Ainul Yaqin”. Setelah selesai Raden Paku dan Maulana Makdum kembali ke tanah jawa kemudian Raden Paku mendirikan pesantren di Giri dan mengajarkan agama islam kepada murid muridnya. Nama kecil Sunan Giri adalah Jaka Samudra. Ayahnya bernama Maulana Ishak berasal dari Pasai dan ibunya bernama Dewi Sekardadu, putri dari kerajaan Belambangan, Jawa Timur. Sunan Giri adalah salah satu seseorang walisongo dan pendiri kerajaan Kedaton, yang ada di daerah Gresik, dan berpengaruh bahkan sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Sunan Giri banyak mempunyai nama panggilan Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden Ainul Yaqin dan Joko Samudro. Sunan Giri merupakan cucu putri Pasai dan Dipati Hangrok yang melahirkan seorang putra, putra ini menikah dengan putri Raja Bali dan melahirkan Pangeran Giri. Kepribadian Sunan Giri Nyai Ageng Pinanti setiap hari mengantarkan Jaka Samudra untuk berguru ke Raden Rahmat atau Sunan Ampel di Surabaya, dan sorenya kembali ke Gresik. Malam hari Raden Rahmat hendak mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat tahajjud, sebelum mengambil air wudhu Raden Rahmat melihat santri santri nya yang tidur diasrama. Tiba tiba ada sinar yang memancar dari salah seorang santrinya. Kemudian Raden Rahmat memberi ikatan pada sarung ke muridnya, keesoakan harinya diketahui bahwa ikatan sarung tersebut adalah milik Joko Samudra. Sunan Ampel meyakini bahwa anak itu pasti bukan anak sembarangan. Ditanyakanlah pada ibunya Nyai Ageng Pinati tentang asal usul Joko Samudra. Joko Samudra ditemukan di tengah selat Bali ketika masih bayi, dan peti itu masih tersimpan rapi dirumah Nyai Ageng Pinatih. Joko Samudra dan Maulana Makdhum sunan bonang, di utus Sunan Ampel untuk menimba ilmu di Mekkah. Tapi, mereka harus singah terlebih dahulu untuk menemui Syekh Maulana Ishaq yang sesungguhnya ayah Joko Samudro atau Raden Paku. Akhirnya anak dan ayah bertemu, dan setelah belajar selama 7 tahun di Pasai ke Syekh Maulana Ishq mereka kembali ke tanah jawa. Maulana Ishaq membekali Raden Paku segenggam tanah lalu memintanya mendirikan pesantren di sebuah tempat yang warna dan bau tananhnya sama dengan yang diberikannya. Dakwah Dan Kesenian Giri sebagai pusat pesnyebaran islam di Jawa dan terus berpusat sampai menjadi kerajaan kecil “Giri Kedaton”. Raden paku bertafakkur di Goa yang sunyi selama 40 hari 40 malam dengan bermunajjat kepada Allah. Selesai bertafakkur Radeen paku ingat pesan ayahnya saat belajar di Pasai, Dia mulai mengelilingi daerah yang tanahnya mirip dengan tanah yg dibawa dari negeri Pasai. Dan sampailah di daerah perbukitan yang hawanya sejuk ia pun mencocokkan tanaha yang dibawahnya di tempat itu dan ternyata cocok sekali, kemudian di dirikanlah pesantren di tempat itu. Karena tempatnya dataran tinggi maka dinamakan Pesantren Giri. Karya seni tradisonal dianggap berhubungan denga sunan giri, permainan anak anak seperti Jelungan, Cublak Suweng, serta beberapa gending tradisonal dan Pucung. Nilai Positif Sunan Giri Sunan Giri pantas kita teladani dan kita tiru dalam keseharian Jujur dan berani, saat berdagang ia selalu melaporkan hasil dagangannya ke ibundanya Nyai Ageng Pinati dengan jujur. Suka menolong sesama walaupun berkorban materi banyak. Taat kepada perintah ayah nya untuk mendirikan pesantren. Dalam mengambil keputusan memohon ijin kepada orang tua untuk bertafakkur dan di awali berfikir. By Latifatur Rohmah
silsilah sunan giri ke bawah